TEHNIK LAB KONSELING 1
PENDEKATAN KONSELING ISLAMI
OLEH:
Hasmi marinda N.H
Ilawati
Istinganah
BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan
negara yang memiliki keaneka ragaman baik budaya, suku bangsa, bahasa, dan
agama. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim. Seiring
perkembangan zaman banyak sekolah di indonesia yang menerapkan sistem
pendidikan,dan pengajaran yang sesuai dengan ajaran islam, seperti pesantren,
sekolah madrasah, sekolah islam terpadu, dan sebagainya. Seiring dengan
perkembangan zaman belakangan
ini ada kecenderungan konseling dilakukan berdasarkan pendekatan agama (islami). Dengan perkembangan sistem
pendidikan yang diterapkan itulah pendekatan konseling islami menjadi salah
satu alternatif pendekatan konseling yang di berikan kepada individu agar
individu tersebut dapat kembali kepada fitrahnya yang berlandaskan Al-Qur’an
dan Hadits
Sebagaimana firman Allah SWT Dalam Al Quran 30:30
Artinya : “
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah). agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Untuk itulah pentingnya
konseling islami sebagai salah satu pendekatan konseling yang digunakan dalam
membahas permasalahan konseli seperti berikut ini: Lia adalah siswi kelas XII
IPA, dia anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya Indah pun seorang siswi
kelas XII IPA. Lia dan Indah memang kaka beradik umur mereka hanya beda satu
tahun. Berdasarkan hasil akademiknya Lia termasuk anak yang prestasinya cukup baik di kelasnya, sedangkan Adiknya indah
prestasinya lebih baik dari Lia dan Indah sering memenangkan berbagai
perlombaan. semenjak SD hingga masuk SMA Lia dan Indah selalu sekolah di satu
tempat yang sama walaupun berbeda kelas. Indah umurnya lebih muda dari Lia
namun Indah bisa mengejar Lia sehingga ia bisa sama-sama sekolah di tingkat
yang sama. Karena hal ini lah Lia menjadi iri dan benci terhadap indah, Lia
merasa bahwa tidak adil bila adiknya lebih baik dari dia. Hal inilah yang akan
di bahas dalam pendekatan konseling islami.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
pendekatan Konseling Islami dalam mengentaskan masalah konseli yang memiliki pearsaan
iri terhadap saudaranya?
C.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui
bagaimana pendekatan Konseling Islami dalam mengentaskan masalah konseli yang memiliki
perasaan iri terhadap saudaranya.
D.
MANFAAT
1. Bagi konseli
Dapat memahami dan mengerti bahwa
rasa iri merupakan hal yang tidak di sukai oleh Allah SWT sebagaimana firman
Allah dalam (QS.
An-Nisa: 32)
2. Bagi
Konselor / Guru BK
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan pendekatan
Konseling Islami dalam menangani konseli serta dapat memberikan pengarahan kepada
siswa yang berlandaskan Al- Qur’an dan Hadist.
3. Bagi
Orang Tua / wali
Dapat memberikan perhatian dan bimbingan khusus kepada
anknya dan dapat memberi nasehat kepada anaknya bahwa rasa iri terhadap saudara
sendiri bukan lah hal yang baik.
4. Bagi
wali kelas
Dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya, dapat
memperhatikan tingkah laku anak didiknya, dan selalu Memberikan pengarahan dan
motivasi yang positif bagi siswanya.
BAB
III
DASAR TEORI
A.
TOKOH
KONSELING ISLAMI
Adapun
tokoh-tokoh konseling islami adalah:
1. Imam
Magib ia mengemukakan bahwa “islamic counseling emphasize spiritual
solution, based on love and fear of Allah and duty ol fulfil our responsibility
as the servants of Allah on this earth”
“Konseling
islami menekankan pada solusi spiritual, di dasarkan pada kecintaan, rasa takut
kepada Allah dan menunaikan kewajiban kita untuk memenuhi tanggung jawab
sebagai Abdi(khalifah) Allah di bumi ini. “
2. Imam
Al-Ghazali (1111 M)
Beliau
menguraikan dengan sangat memukau aneka penyakit jiwa dan metode
penyembuhannya, menurutnya penyakit yang diderita manusia ada dua jenis,
ujarnya fisik dan psikhis.kebanyakan kita sangat memperhatikan kesehatan tubuh
tetapi jarang peduli dengan kesehatan jiwa. Bagaimana cara mengobati
penyakit-penyakit jiwa seperti egoisme, serakah, phobia, iri hati, depresi,
was-was, beliau jelaskan dalam kitabnya yang berjudul “ihya’ Ulumiddin.”
3. Al-Hakim
at-tarmidzi (898 M) dalam kitab ar-Riyadhah wa adab an-Nafs beliau terangkan
kiat-kiat mendisiplinkan diri dan membentuk kepribadian luhur.
4. Abu
Thalib al-Makki (996 M)
Merupakan
filusuf sufistik yang memberikan pengaruh dalam konseling islami, dalam kitab “Qut al-Qulub(nutrisi hati)” beliau
menerangkan jiwa manusia sebagaimana tubuhnya membutuhkan makanan yang baik,
bersih, dan bergizi. Jiwa yang tidak cukup makan pasti lemah dan mudah sakit.
B.
KONSEP
DASAR
Adapun
konsep dasar konseling islami yang utamanya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits
seperti dalam Surat surat Al-Qamar:40
Artinya: ” Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran.
Al-Qur’an dan sunnah rasul adalah landasan
ideal dan konseptual bimbingan konseling Islam.Dari kedua dasar tersebut
gagasan, tujuan dan konsep-konsep bimbingan konseling Islam bersumber. Segala
usaha atau perbuatan yang dilkukan manusia selalu membutuhkan adanya dasar
sebagai pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar orang tersebut
berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan bimbingan Islam
didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadits, baik yang mengenai ajaran
memerintah atau memberi isyarat agar memberi bimbingan dan petunjuk.
Al-Qur’an
dapat menjadi sumber konseling Islami, nasehat, dan obat bagi manusia. Firman
Allah surat al-Isra’ ayat 82
Artinya : “Dan
kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian”
Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Qur’an, al-Qur’an merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah berbagai cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit karena penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara.
Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Qur’an, al-Qur’an merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah berbagai cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit karena penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara.
Konseling dalam kehidupan muslim
sudah ada sejak zaman Nabi Adam dan nabi-nabi setelahnya, mereka mendapat
amanah dari Allah sebagai salah satu dari berbagai tugas manusia adalah membina
dan membentuk manusia yang ideal sesuai dengan fitrahnya, mengarah kepada
sesuatu yang bermanfaat dan melarang dari sesuatu yang membahayakan mereka sesuai
tuntutan Allah SWT.(QS Al-Fath: 8-9). Dasar yang memberi isyarat kepada
manusia untuk memberi nasehat (Konseling) kepada orang lain. Firman Allah QS.
al-Ashr :
Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia
benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya mentaati kesabaran.
C. RUANG LINGKUP
KONSELING ISLAMI
Adapun
ruang lingkup dari konseling islami yang berkaitan dengan pemikiran para tokoh
islam yang berkaitan dengan:
1.
Pendidikan akademis yakni mengakui adanya perbedaan IQ tiap individu dan
mengarahkan sesuai potensi yang dimiliki. Misal : hafalan, analisis &
telaah, diskusi & orasi. Memulai pengajaran dari masalah-masalah baru
definisi.
2. Pekerjaan
yakni mengakui adanya perbedaan IQ tiap individu dan mengarahkan kepada
tugasnya masing-masing sesuai minat dan bakat. Selain itu perhatian kepada
interaksi dalam pekerjaan, hak dan kewajiban yang harus dipenuhi juga
profesionalisme.
3. Agama
dan perilaku yakni apa yang digambarkan dalam pemikiran Islam telah menunjukkan
hakikat fitrah manusia itu sendiri.
4. Keluarga
dan pernikahan meliputi kewajiban dan hak anggota keluarga, konsep pencegahan
masalah serta terapi jika terjadi maslah di dalam keluarga.
D.
HAKIKAT
DASAR
1.Manusia
diciptakan dengan tujuan yang mulia yakni beribadah kepadaNya
(QS
Adz-Dzaariyaat: 56).
Artinya: “Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”
2.Sifat
dasar manusia adalah baik.
3.Manusia
makhluk ciptaan Allah yang mulia dan terbaik (QS Al-Israa’: 70)
.
Artinya : Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.
4.Manusia penuh dengan kesadaran dan tanggung jawab serta bisa membedakan
yang baik dan buruk.
5.Manusia
memiliki titik lemah dalam dirinya yakni hawa nafsu.
6. Memiliki
motivasi kuat dan potensi besar mampu mengendalikan perilaku.
7. Jiwa
manusia terbagi dalam 3 keadaan yakni :
a. Jiwa yang
cenderung kepada keburukan karena dikuasai oleh hawa nafsu akan duniawi (QS
Yusuf: 53).
Artinya : Dan
aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
b.
Jiwa yang menyesali diri yakni menyesali kesalahan yang diperbuat tetapi
masih mudah tergoda dunia (QS Yunus : 54)
Artinya :” Dan
kalau setiap diri yang zalim (muayrik) itu mempunyai segala apa yang ada di
bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka membunyikan
penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi
keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya.”
c. Jiwa yang
tenang yang mencapai kematangan, syukur & sabar , serasi dunia-akhirat (QS
Al-Fajr : 27-30).
Artinya : “Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam
surga-Ku”
Berdasarkan
penggolongannya Manusia dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:
1.Manusia
sebagai mahluk Biologis
Manusia hidup pada dasarnya memenuhi tuntutan dan kebutuhan insting.
Menurut keterangan ayat-ayat Al Qur’an potensi manusia yang relevan dengan
insting ini disebut nafsu.Potensi nafsu ini berupa al hawa dan as-syahwat.
Syahwat adalah dorongan seksual, kepuasan-kepuasan yang bersifat materi duniawi
yang menuntut untuk selalu dipenuhi dengan cepat dan memaksakan diri serta
cenderung melampau batas (Ali-Imran: 14, Al-A’raf: 80, dan An-Naml:55.).
Artinya : “Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(qs
ali-imran: 14)
Al Hawa
adalah dorongan-dorongan tidak rasional, sangat mengagungkan kemampuan dan
kepandaian diri sendiri, cenderung membenarkan segala cara, tidak adil yang
terpengaruh oleh kehendak sendiri, rasa marah atau kasihan, hiba atau sedih,
dendam atau benci yang berupa emosi atau sentimen. Dengan demikian orang yang selalu mengikuti al-hawa ini menyebabkan dia
tersesat dari jalan Allah (An-Nisa:135, Shad: 26 dan An-Nazi’at: 40-41)
Artinya:
“Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.”(QS:
an-Nisa:135)
Ada beberapa
jenis nafsu antara
lain sebagai berikut:
1.
Nafsu Ammarah merupakan nafsu yang selalu mendorong untuk melakukan kesesatan dan kejahatan.
2.
Nafsu Lawwamah yaitu nafsu
yang menyesal . Ketika manusia telah mengikuti dorongan nafsu amarah dengan
perbuatan nyata, sesudahnya sangat memungkinkan manusia itu menyadari
kekeliruannya dan membuat nafsu itu menyesal
3.
Nafsu Mutmainnah yaitu nafsu
yang terkendali oleh akal dan kalbu sehingga dirahmati oleh Allah swt.. Ia akan
mendorong kepada ketakwaan dalam arti mendorong kepada hal-hal yang positif
4.
Nafsu Mulhamah yaitu nafsu
yang sudah menerima latihan beberapa proses kesucian dari sifat-sifat hati yang
tercemar(seperti taubatan nasuha)
5.
Nafsu
Radiyah, yaitu nafsu yang
ridha kepada Allah SWT, nafsu ini sering muncul dalam bentuk-bentuk tindakan
seperti selalu mensyukuri nikmat Allah SWT.
6.
Nafsu Mardiyah yaitu nafsu yang mencapai ridha Allah SWT. Keridhaan
terlihat pada anugrah yang diberikan-NYA berupa senantiasa berdzikir, ikhlas,
mempunyai karomah,dan memperoleh kemuliaan.
Tapi pada
dasarnya ada tiga jenis nafsu yang paling pokok untuk diketahui, yaitu:
1. Nafsu amarah , yaitu nafsu yang selalu mendorong
untuk melakukan kesesatan dan kejahatan (Yusuf:53),
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ
بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
penyanyang.” (Qs. Yusuf 53)
1. Nafsu lawwaamah, yaitu nafsu yang menyesal . Ketika manusia telah mengikuti dorongan nafsu
amarah dengan perbuatan nyata, sesudahnya sangat memungkinkan manusia itu
menyadari kekeliruannya dan membuat nafsu itu menyesal (QS al-Ma’idah:31),
Artinya :” Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak
menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana
seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka
aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal.
”(QS
Al-Ma’idah:31),
2.
Nafsu
muthmainnah, yaitu nafsu yang terkendali oleh akal dan kalbu
sehingga dirahmati oleh Allah swt.. Ia akan
mendorong kepada ketakwaan dalam arti mendorong kepada hal-hal yang positif
(Al-Fajr: 27-30).
artinya:” hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-NYA. Maka masuklah kedalam jama’ah
hamba-hamba-KU. Dan masuklah kedalam surga-KU.”
2. Manusia
sebagai Mahluk Pribadi
Berdasarkan keterangan ayat-ayat Al Qur’an, manusia mempunyai potensi akal
untuk
·
berpikir secara rasional dalam mengarahkan hidupnya ke arah maju dan
berkembang (Al-Baqarah: 164, Al-Hadid:17, dan Al-Baqarah: 242),
Artinya:” Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”(QS Al-Baqarah 164)
·
memiliki kesadaran diri (as-syu’ru)
(Al-Baqarah:9 dan 12 ),
Artinya:
“Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar”(QS Al-Baqarah 9)
Artinya: “Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar.”(QS
Al-baqarah 12)
·
memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan (Fushilat: 40, Al-Kahfi: 29,
dan Al-Baqarah: 256 )
Artinya:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ”(QS
Al-Baqarah 256)
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari
ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang
yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang
dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Perbuatlah apa yang kamu kehendaki;
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS Fussilat 40)
Artinya:
“Dan katakanlah: "Kebenaran itu
datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka.
Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”(QS
Al-Khafi 29)
·
serta tanggung jawab (Al-Muddatsir: 38, Al-Isra: 36, Al-Takatsur: 8 ).
Artinya: “Tiap-tiap
diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,”(Qs Al-Mudatshir 38)
Artinya: “Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.” (QS Al-Isra 36)
Artinya: “kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu”(QS Al-Takatsur 8)
”
·
Sekalipun demikian, manusia juga memiliki kondisi kecemasan dalam hidupnya
sebagai ujian dari Allah yang disebut al khauf (Al-Baqarah: 155),
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(QS Al-Baqarah 155)
”
·
memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan fitrahnya kepada pribadi takwa
(Ar-Ruum: 30, Al-A’raf: 172-174, Al-An’am:74-79, Ali-Imran: 185, An-Nahl: 61,
dan An-Nisa: 78).
Artinya: “Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”(QS ali imran 185)
3. Manusia
sebagai mahluk sosial
Sebagai
makhluk sosial, Al Qur’an menerangkan bahwa sekalipun manusia memiliki potensi
fitrah yang selalu menuntut kepada aktualisasi iman dan takwa, namun manusia
tidak terbebas dari pengaruh lingkungan atau merupakan agen positif yang
tergantung pada pengaruh lingkungan terutama pada usia anak-anak. Oleh karena kehidupan masa anak-anak ini sangat mudah dipengaruhi, maka
tanggung jawab orang tua sangat ditekankan untuk membentuk kepribadian anak
secara baik (At-Tahrim: 6)
Artinya : “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Namun
demikian, setelah manusia dewasa (mukallaf), yakni ketika akal dan kalbu sudah
mampu berfungsi secara penuh, maka manusia mampu mengubah berbagai pengaruh
masa anak yang menjadi kepribadiannya (keputusan awal) yang dipandang tidak
lagi cocok (Ar-Ra’du: 85 dan Al-Hasyr:18),
Artinya : “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Bahkan manusia mampu mempengaruhi lingkungannya (produser bagi
lingkungannya) (Al-Ankabut: 7, Al-A’raf: 179, Ali-Imran: 104, Al-Ashr:3, dan
At-Taubah:122).
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan
benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka
kerjakan.”(qs al-A’araf 7)
Artinya : “Dan sesungguhnya
Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”(QS Al-Araf 179)
Sebagai
makhluk sosial ini pula manusia merupakan bagian dari masyarakat yang selalu
membutuhkan keterlibatan menjalin hubungan dengan sesamanya, hal ini disebut
dengan silaturrahmi (Al-Hujurat:13, Ar-Ra’du: 21, dan An Nisa: 1).
Artinya: “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS
Al- Hujurat 13)
Artinya:
“dan
orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang
buruk.”
E. TUJUAN KONSELING ISLAMI
1.Tujuan Umum
membantu
individu menyadari jati dirinya sebagai hamba khalifah Allah, serta mampu
mewujudkan dalam beramal shaleh (ibadah mahdloh/hablum minallah, dan ghoir
mahdlah/hablum minannaas) dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
2.Tujuan Khusus
a.membantu individu
agar tidak menghadapai masalah
b.membantu individu
mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
c.membantu indvidu
memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik
agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber
masalah bagi dirinya dan orang lain.
F.
TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN KONSELING ISLAMI
Tahap-tahap dalam bimbingan dan konseling Islami adalah sebagai berikut:
1. Meyakinkan
individu akan keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, keimanan yang
benar sangat penting bagi keselamatan hidupnya di dunia dan di akhirat, ada
hikmah di balik musibah, ibadah dan syariat yang ditetapkan Allah.
2. Mendorong
dan membantu individu memahami dan mengamalkan ajaran agama secara benar,
3. Mendorong
dan membantu individu mamahami dan mengamalkan iman, islam, dan ihsan.
Peran utama konselor dalam konseling dengan pendekatan ini adalah sebagai
“pengingat”, yaitu sebagai orang yang mengingatkan individu yang dibimbing
dengan cara Allah. Dikatakan mengingatkan sebab:
a.
Pada
dasarnya individu telah memiliki iman, jika iman yang ada pada individu tidak
tumbuh maka tidak berfungsi dengan baik
b. Allah telah
mengutus Rasul-Nya dengan membawa kitab suci sebagai pedoman hidup, jika ada
individu yang mengalami kebingungan diduga mereka belum memahami petunjuk itu.
Oleh sebab itu, bagi mukmin yang memiliki keahlian (konselor) berkewajiban
untuk mengingatnya.
F. KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN PENDEKATAN KONSELING ISLAMI
Pendekatan konseling
islami ini mempunyai kelebihan di bandingkan pendekatan lain sebagai berikut:
Kelebihan konseling islami:
1.
Konseling islami memiliki tujuan
yang mengarahkan individu kepada ketenangan,kebahagian, dan keridhaan Allah SWT.
2.
Konseling islami tidak hanya
menyelesaikan masalah yang di hadapi individu tetapi juga mengarahkan individu
kembali kepada fitrahnya.
3.
System
konseling Islam di mulai dari mengarahkan kepada kesadaran nurani dan membaca
ayat-ayat Allah.
Kekurangan konseling islami:
1.
Tidak semua konseli yang datang
beragama muslim
2.
Pendekatan ini hanya dapat diberikan
kepada konseli yang beragama islam.
3.
Konseling islami belum bisa
diterapkan secara menyeluruh karena sikap fanatic terhadap konseling barat
masih ada.
4.
Keterbatasan kemampuan konselor, dimana
konseling islami membutuhkan seorang konselor yang mampu memahami al-qur’an dan
hadist, serta wawasan ilmu mengenai islam secara lebih mendalam.
E.
ASPEK-ASPEK DALAM KONSELING ISLAMI
1. Aspek
Preventif
Penjagaan individu dari guncangan
jiwa dan membentengi dari penyimpangan. (QS Al-Bayyinah: 5, An-Nuur: 30).
Artinya : “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(QS
Al-Bayyinah:5)
Artinya : Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat"(QS An-nur 30)
2. Aspek
Perkembangan
Pembentukan kepribadian muslim yang
optimis, mengenli potensi serta produktif. (QS An-Nisaa: 58)
Artinya : “Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”(QS An-Nissa 58)
3. Aspek Terapi
Pembebasan individu dari
kegelisahannya dan membantu memecahkan masalahnya.
F.
METODE KONSELING ISLAMI
1. Metode Keteladanan
Yakni meneladani Rasulullah SAW. (QS
Al-Ahzab: 21)
Artinya: . Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
2. Metode Penyadaran
Menggunakan ungkapan nasihat, janji
& ancaman. (Al-Hajj: 1-2)
Artinya : Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
Artinya : (Ingatlah)
pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita
yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya
mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.
3. Metode Penalaran Logis
Dialog dengan akal dan perasaan
individu. (Al-Hujuraat : 12)
Artinya: “hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian dari kamu menggunjing sebagian
yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah sesungguhnya Allah Maha penerima Taubat lagi Maha penyayang”
4. Metode Kisah
Kisah nabi, rasul dan orang-orang shalih yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
hadits.salah satunya adalah kisah nabi Yusuf As.
Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh
daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dengan adiknya yang bernama
Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan
Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman
setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan
oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-
saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu
kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.
Perlakuan yang diskriminatif dari
Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di
antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka
dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih
daripada yang lain.Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati
terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf,
persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka. Kisah Nabi Yusuf
terdapat dalam satu surah penuh yang juga bernama surah Yusuf. Disebutkan
bahawa sebab turunnya surah Yusuf adalah kerana orang-orang Yahudi meminta
kepada Rasulullah saw untuk menceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf. Kisah
Nabi Yusuf telah mengalami perubahan pada sebahagiannya dan terdapat penambahan
pada sebahagiannya. Lalu Allah s.w.t menurunkan satu surah penuh yang secara
terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf.
G. Azas yang Menjadi Landasan Filosofis dan Operasional dari Layanan Bimbingan
dan Konseling Islami.
Asas
konseling Islami berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi di tambah berbagai
landasan filosofis dan landasan keimanan, yaitu :
1.
Azas tauhid rububiyyah dan uluhiyyah
Konselor dalam membantu konseli
hendaknya mampu membangkitkan potensi “iman” konseli, dan harus dihindari
mendorong konseli kearah “kemusyrikan”.
2.
Azas penyerahan diri, tunduk dan
tawakal kepada Allah SWT.
Layanan bimbingan hendaknya
menyadarkan konseli bahwa disamping berusaha maksimal disertai dengan doa, juga
harus menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.
3.
Azas syukur
Layanan bimbingan hendaknya
didingatkan bahwa kesuksesan usaha adalah atas pertolongan dan idzin
Allah, oleh sebab itu masing-masing pihak (koseli dan konselor) harus
bersyukur atas sukses yang dicapai.
4.
Azas sabar
Pembimbing bersama-sama konseli
dalam melaksanakan upaya perbaikan dan atau pengembangan diri harus sabara
dalam melaksanakan tuntunan Allah, dan menunggu hasilnya sesuai izin Allah.
5.
Azas hidayah Allah
Kesuksesan dalam membimbing pada
dasarnya tidak sepenihnya hasi upaya pembimbing bersama konseli, tetapi
adasebagian yang masih tergantungpada hidayah Allah.
6.
Azas dzikrullah
Guna memelihara hasil bimbingan agar
lebih istiqamah, seyogianya konseli banyak mengingat Allah baik dalam hati,
dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
7. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat
Tujuan
konseling Islami adalah membantu klien mencapai kebahagiaan hidup yang
senantiasa didambakan setiap manusia.
8.
Asas
fitrah
konseling
Islami merupakan bantuan kepada klien yang mengenal, memahami, dan menghayati
fitrahnya, sehingga segala gerak dan tingkah laku serta tindakkannya berjalan
dengan fitrah. Fitrah tersebut. Manusia menurut Islam dilahirkan dalam keadaan
fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensi bawaan dan kecenderungan sebagai
muslim atau beragama Islam.
9.
Asas
“lillahi Ta’ala”
konseling
Islami ini dilaksanakan semata-mata karena Allah SWT. Konsekuensi dari asas ini
berarti pembimbing melakukan tugas dengan penuh keikhlasan. Klienpun menerima,
meminta konseling dengan ikhlas dan rela pula karena semua pihak merasa bahwa
semua yang dilakukan karena untuk pengabdian kepada Allah SWT semata, sesuai
dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengabdi
kepada-Nya.Firman Allah surat al-Bayinah ayat 5
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”
10. Asas bimbingan seumur hidup
konseling
merupakan bagian dari komponen pendidikan. Oleh karena itu, pemberian layanan
konseling dilakukan sepanjang hidup manusia. Manusia yang hidup di dunia tidak
ada yang selalu bahagia kadang kala dalam kehidupan ini akan menjumpai berbagai
kesulitan dan kesusahan. Untuk itu di perlukan konseling Islami yang diharapkan
bisa mengatasi semua permasalahan hidup sepanjang hayat.
11. Asas kesatuan jasmani-rohani
konseling
Islami memandang manusia sebagai makhluk jasmaniah-rohaniah tidak memandang
sebagai makhuk jasmaniah semata. Untuk itu konseling Islami membantu individu
untuk hidup seimbang jasmaniah dan rohaniah.
12. Asas keseimbangan rohani
Allah
telah memuliakan manusia dengan kelebihan-kelebihan atau keutamaan-keutamaan
yang tidak diberikan kepada makhuk lain selain manusia.
13. Asas kemaujudan individu
konseling
Islami melihat kepada citra manusia menurut Islam. Seseorang melihat eksistensi
tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan kemerdekaan pribadi.
14. Asas sosialitas manusia
Manusia
merupakan makhluk social. Hal ini di akui dan diperhatikan dalam konseling
Islami. Pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri
dan orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, merupakan aspek-aspek yang
diperhatikan dalam konseling Islami. Dalam konseling Islami, sosialitas manusia
diakui dengan memperhatikan hak individu dalam batas tanggung jawab sosial.
15. Asas kekhalifahan manusia
Manusia menurut
pandangan Islam diberikan kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang
besar, yakni mengelola alam, semesta dengan kata lain, manusia di pandang
makhluk yang berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Firman Allah
surat Fathir ayat 39 Sesungguhnya Dia
Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.
barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah
kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.
16. Asas keselarasan dan keadilan
Islam
menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian, dalam segala
segi. Dengan kata lain, Allah menginginkan manusia berlaku adil terhadap diri
sendiri, alam semesta, dan juga kepada Allah SWT.
17. Asas pembinaan akhlakul karimah
konseling
Islami membantu klien atau yang dibimbing memelihara, mengembangkan sifat-sifat
yang baik sejalan dengan tugas dan fungsi Rasulullah di utus oleh Allah SWT.
18. Asas kasih sayang
Setiap
manusia memerlukan cinta, kasih saying dan rasa saying dari orang lain. Rasa
kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. konseling Islami
dilakukan dengan berlandasan kasih sayang, sebab dengan kasih saying pemberian
konseling akan menyentuh hati dan tujuan akan cepat tercapai.
19. Asas musyawarah
konseling
Islami dilakukan dengan asas musyawarah artinya antara pembimbing dengan yang
di bimbing terjadi dialog yang baik, satu sama lain tidak mendiktekan, tidak
ada rasa tertekan dan terbuka dalam berpendapat.
J. PRINSIP-PRINSIP
KONSELING ISLAMI
Anwar Sutoyo (2007 : 210-216)
mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling islami sebagai berikut:
a. Prinsip
dasar konseling
1) Manusia ada
di dunia ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakan yaitu
Allah SWT, Ada hukum-hukum dan ketentuan Allah (sunatullah) yang pasti berlaku
untuk semua manusia sepanjang masa.
2) Manusia
adalah hamba allah yang harus selalu beribadah kepada-Nya sepanjang hayat.
3) Allah
menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia melaksanakan amanah dalam bidang
keahlian masin-masing sesuai ketentuan-Nya (khalifah fil ardh).
4) Manusia
sejak lahir dilengkapi dengan fitrah jasmani, rohani, nafs, dan iman.
5) Iman perlu
dirawat agar tumbuh subur dan kokoh, yaitu dengan selalu memahami dan mentaati
aturan Allah.
6) Islam
mengakui bahwa pada diri manusia ada sejumlah dorongan yang perlu dipenuhi,
tetapi dalam pemenuhanya diatur sesuai dengan tuntunan Allah.
7) Bahwa dalam
membimbing individu seyogianya diarahkan agar individu secara bertahap mampu
membimbing dirinya sendiri, karena rujukan utama dalam membimbing adalah agama,
maka dalam membimg individu seyogianya dibantu agar secara bertahap mereka
mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama secara benar
8) Islama
mengajarkan agar umatnya saling menasehati dan tolong menolong dalam kebaikan
dan taqwa.
b. Prinsip yang
berhubungan dengan konselor
1)Konselor dipilih atas dasar
kualifikasi keimanan, ketaqwaan, pengetahuan (tentang konseling dan syar’at islam),
ketrampilan dan pendidikan.
2) Ada peluang bagi konselor untuk
membantu individu mengembangkan dan atau kembali kepada fitrahnya.
3) Ada tuntutan Allah agar
pembimbing mampu menjadi teladan yang baik bagi individu yang dibimbingnya.
4) Ada keterbatasan pada diri
konselor untuk mengetahui hal-hal yang gaib, sebagaimana dalam QS, al-an’am :
50,
Artinya: “Katakanlah: Aku
tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak
(pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa
aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka
apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"(QS Al-An’am 50)
Dan pada surah Hud: 31
Artinya:” Dan aku tidak mengatakan kepada kamu
(bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan
aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan:
"Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan tidak juga aku
mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu:
"Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka".
Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau
begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.”(QS Hud 31)
5) Konselor harus menhormati dan memelihara informasi berkenaan
dengan rahasia mengenai individu yang dibimbingnya.
6) Dalam merujuk ayat-ayat Al-Quran,
konselor harus menggunakan penafsiran para ahli.
7) Dalam mengahadapi hal-hal yang
konselor sendiri kurang memahami, seyogianya ditanyakan atau diserahkan kepada
orang lain yang dipandang lebih ahli.
c. Prinsip yang
berhubungan dengan individu yang dibimbing
1) Dalam membimbing individu
perlu dimantabkan kembali hakekat “laa ilaha illallah”, dan
konsekuensi ucapan “Ashadu alla ilaha illallah”.
2) Kehidupan individu secara pribadi
maupun keseluruhan pasti berakhir dalam waktu yang tidak diketahui, setiap
orang akan diperhitungkan amalanya dan mendapat balasannya.
3) Akal dan hati nurani manusia
adalah potensi penting bagi kehidupan yang sehat bagi individu.
4)Manusia ada bukan ada dengan
sendirinya, tetapi ada yang mengadakan yaitu Allah lantaran kedua orang tua.
5)Ada tujuan penciptaan manusia
yaitu sebagai khalifah Allah dan sekaligus beribadah kepada-Nya.
6)Ada tujuan Allah menciptakan
setiap bagian organ tubuh manusia.
7)Pembawaan manusia sejak lahir
adalah bersih, suci dan cenderung kehal-hal yang positif.
d. Prinsip yang
berhubungan dengan layanan konseling
1) Ada perbedaan kewajiban dan
tanggung jawab individu dihadapan Allah SWT.
2) Ada hal-hal yang diciptakan Allah
secara langsung (kun fa yakun), tetapi adapula yang melalui sebab-sebab
tertentu.
3) Ada hikmah dibalik ibadah dan
syari’ah yang ditetapkan Allah untuk manusia.
4) Ada hikmah dibalik hal-hal yang
kadang tidak disukai manusia, kewajiban manusia adalah menerima dengan iklas
sambil melakukan koreksi diri dan mohon petunjuk Ilahi.
5)Musibah yang menimpa individu
tidak selalu dimaknai sebagai hukuman, tetapi mungkin saja peringatan atau
ujian dari Allah untuk meningkatkan ketakwaan seseorang.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Analisis
Pada
tahap ini terlebih dahulu kami perkenalkan data diri konseli sebagai berikut :
Nama :
Lia puspita sari
Tempat / Tanggal lahir : Banjar Baru, 21 juli 1994
Alamat :
jl. Dr.soetomo no.272
Umur :18 Tahun
Tinggi Badan :168 cm
Berat Badan :
50 kg
Anak ke : 2 (dari 4 bersaudara)
Status : Anak Kandung
Asal Sekolah :SMA Negeri 3
Samarinda
Kelas : 12-B
Satatus : pelajar
Data Orangtua :
Nama ayah : Hassanuddin
Pekerjaan :
Dosen
Alamat : jl.Dr.soetomo no 272, samarinda
Nama Ibu : Shinta
Pekerjaan : Bidan
Alamat : jl.Dr.soetomo no 272, samarinda
1. Kemajuan akademis dan non akademis
Berdasarkan hasil rapot mulai Sekolah Dasar dari kelas I hingga kelas
VI lia termasuk dalam peringkat 5 besar. Di Sekolah Menengah Pertama dari kelas VII hingga kelas IX lia masuk 3
besar. Di Sekolah Menengah Atas dari
kelas X hingga kelas XII lia masuk 5 besar.dengan rata-rata nilai diatas 7.
Kemudian dilihat dari bidang non akademik lia menunjukkan bakat di bidang modelling
dan bernyanyi. Dan lia bergabung didalam kegiatan ekstrakulikuler “ paduan
suara “ disekolahnya. Namun, dari sisi akademik di kelas X lia mengalami
penurunan nilai karena indah yang semestinya masih kelas 3 SMP kini bersekolah
bersama lia di SMA 3 karena mengikuti program ekselerasi sehingga indah menjadi
satu angkatan bersama lia walaupun beda kelas. nilai indah lebih tinggi dari
lia dan menyebabkan lia merasa tersaingi dengan adiknya indah dan lia memiliki
rasa iri terhadap indah. Karena prestasi indah lebih baik dari lia.
2. Keadaan fisik
Dari
segi fisik lia memang menuruni dari fisik Ayahnya lia memiliki tubuh yang
ideal, dengan tinggi badan 168 cm dan berat badan 50kg , memiliki kulit yang
putih serta rambut hitam panjang sepinggang dan dari kecil lia memang suka
berlenggak-lenggok seperti pragawati.
Konseli
mempunyai pertumbuhan fisik yang baik sehingga sangat mendukung cita-citanya
untuk menjadi model.karena keinginannya untuk menjadi model lia sering berdiet
untuk menjaga bentuk tubuhnya, sehingga dia sering sakit maag,Tetapi tidak ada
penyakit serius yg dideritanya.
3. Keadaan keluarga
Konseli merupakan anak kedua dari empat bersaudara kakanya
lia sudah menikah, dan lia mempunyai dua orang adik yang masih sekolah. Kedua
orang tua konseli tinggal di samarinda dengan konseli. Ayah konseli adalah
seorang dosen di perguruan tinggi swasta di samarinda dan ibu konseli adalah seorang
bidan,
Lia
memang di didik oleh orang tuannya, hanya saja Lia lebih dekat sama Ayahnya di
bandingkan ibunya. Tetapi keluarga Lia keluarga yang kurang harmonis. karena
hubungan lia dan indah kurang baik, karena lia memiliki perasaan iri terhadap
indah Apalagi orang tua lia sangat membanggakan Indah karena prestasi indah
lebih baik dari lia sehingga apapun yang
indah lakukan menjadi hal yang di benci lia. Ayah lia yang berkerja sebagai Dosen
dan ibu lia sebagai Bidan membuat lia terlahir dalam keluarga yang berkecukupan
Lia anak kedua dari 4 bersaudara sehingga
membuat dia lebih dekat kepada Ayahnya.
a. Kakak laki-laki konseli
Nama :
Aldi juniar
Umur :
25 tahun
Berat badan : 69kg
Tinggi badan : 182 cm
b. Adik perempuan konseli
Nama :
Indah Rahmayanti
Umur :
16 tahun
Berat badan : 48kg
Tinggi badan :170 cm
c. Adik laki-laki konseli
Nama : Hadin Qadri
Umur : 8 tahun
Berat badan : 33 kg
Tinggi badan : 155cm
Dari keuangan keluarga lia merupakan keluarga
yang berkecukupan sehingga hampir semua kebutuhan sekolahnya terlengkapi.
4. Tingkah laku sosial
Jika
dalam lingkunagan di sekolah dengan teman sebaya konseli ini mudah berteman dan
supel dalam bergaul. Hanya saja di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat
konseli bersifat tertutup dan sangat jarang bersosialisasi dengan tetangga,
maupun berkumpul dengan keluarga dirumah karena konseli sangat senang pergi jalan-jalan bersama teman-teman
sekolahnya Dia merasa orang tuanya tidak sayang lagi sama dia karena orang
tuanya selalu membanggakan adiknya Indah karena prestasi indah jauh lebih baik daripada
dia.
Konseli
hanya lebih dekat dengan ayahnya saja, Tetapi konseli dikenal oleh teman-temannya
sebagai anak yang baik,dan asyik. Tetapi konseli dikenal oleh tetangga di
sekitarnya sebagai anak yang kurang baik, karena jarang betah dirumah dan susah
untuk bersosialisasi berbeda jauh dengan adiknya Indah. Konseli hanya bisa
lebih terbuka kepada teman-temannya disekolah.
2. Sintesis
Kesimpulan
sementara yang kami dapat dari analisis adalah :
1. Di lihat dari keadaan akademis dan
non akademis
Nilai lia termasuk nilai yang baik karena nilainya rata-rata
diatas 7 namun pada awal masuk SMA lia mengalami penurunan yang disebabkan
perasaan iri terhadap indah karena indah bersekolah di SMA 3 juga dan
seangkatan sama lia, dan prestasi indah lebih baik dari lia.
2. Di lihat dari keadaan fisik
Konseli merupakan anak yang mempunyai tinggi badan 168 cm berat badan 50 kg,rambut hitam panjang
sepinggang dan kulit putih dan tidak mempunyai penyakit yang serius. Dengan tubuh
yang ideal itu konseli mempunyai keinginan untuk menjadi model.
3. Di lihat dari keadaan keluarga
Keluarga lia termasuk keluarga yang
harmonis, walaupun hubungan lia dan indah kurang baik. Orang Tua Lia sangat
membanggakan
karena prestasi indah lebih baik dari
lia sehingga Lia selalu iri dengan indah.
.
4. Di lihat dari keadaan tingkah laku
sosial
Dalam lingkungan sosial di sekolah konseli mampu menjadi anak yang bisa di terima oleh teman-temannya
di sekolah karena sifat lia yang supel dalam bergaul hanya saja dalam
lingkungan keluarga dan di lingkungan sosial di masyarakat lia menjadi kurang
disenangi karena lia bersifat tertutup dan susah sekali bersosialisasi dan
berinteraksi dengan keluarga maupun tetangganya apalagi lia jarang betah
dirumah.
3. Diagnosis
Berdasarkan data dari
hasil sintesis yang diperoleh bahwa sebab utama rasa iri yang di alami lia adalah karena prestasi indah
lebih baik dari lia. Dan lia tidak menyukai apabila adiknya lebih hebat dari
dia.
4. Pragnosis
Berikut
langkah awal yang dapat di berikan konselor kepada masalah yang di hadapi
konseli :
1. Mencocokkan data-data yang dimiliki
konseli dengan kenyataan yang sebenarnya.
2. Melakukan pendekatan untuk melakukan
komunikasi yang baik.
3. Mencari akar permasalah berdasarkan
informasi yang didapat.
4. Melakukan wawancara konseling secara
face to face.
5. Treatmen/ Konseling
Konseli :
Lia
Kelas :
XII IPA B
Konselor :
Hasmi
Hari/ Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2012
Jam :
10.00 WITA
Tempat : di ruang BKSMA N 3 SAMARINDA
Berikut
adalah penjabaran proses konseling yang telah dilakukan secara verbatif yakni:
Konseli
: (tok tok tok)
“assalamualaikum...”
Konselor:
“waalaikumsalam...silahkan masuk”(sambil mendekat kearah pintu yang tidak terkunci
lalu berjabat tangan dan dengan ramah menyilahkan duduk, selanjutnya konselor duduk
berhadapan dengan konseli tersebut)
konselor : “wah, ibu senang sekali berjumpa Lia” (attanding. Ramah,
senyum, kontak mata, dan badan agak membungkuk
kearah konseli) “tampaknya ada
sesuatu yang penting sehingga Lia menemui ibu ” (refleksi perasaan)
konseli : “iya bu..” (diam, menyimpan perasaan tertentu, melihat
kebawah, tidak menatap konselor)
konselor
: ”
tampaknya wajahmu begitu mendung seperti ada yang mengganggu perasaanmu” (reflek perasaan).
konseli
: “iya bu...”(sambil menganggukkan
kepala, lalu diam).
Konselor : diam sejenak , sambil
mengamati perilaku nonverbal konseli, lalu berkata“namun,
apakah perasaan tak enak yang Lia alami mungkin bisa Lia ceritakan kepada ibu?”(bertanya
terbuka, perasaan)
konseli : “saya pikir juga begitu bu..” (sambil memandang konselor,
kemudian menunduk
lagi).
Konselor : “kalau begitu, ibu ingin mendengarkan sejauh mana perasaan tak
enak yang
mengganggu Lia?”(eksplorasi perasaan, bertanya terbuka).
konseli : “begini bu...”(agak ragu). “saya merasa iri terhadap adik
saya Indah, dia lebih
baik dari saya, apa-apa Indah, lagi-lagi Indah, saya merasa semua ini tak adil untuk
saya, saya membenci adik saya, saya tak ingin punya adik seperti Indah.”
Konselor : “lalu bagaimana, apakah dengan tidak memiliki adik seperti
Indah perasaanmu
akan lebih baik nak?”(eksplorasi perasaan, bertanya terbuka).
Konseli
: “saya
tidak tau juga bu, yang saya rasakan cuman iri terhadap adik saya, saya ingin seperti
adik saya yang selalu dibanggakan bu”
konselor
: “begini Lia, Lia pernah dengar kisah
nabi Yussuf AS, dengan ketampanan
dan kelebihan yang beliau
miliki membuat saudara- saudaranya
yang lain membenci beliau, yang pada akhirnya saudarnya pun tega membuang beliau ke dlam
sumur, tapi pada akhirnya saudara- saudaranya
menyesal, karena akibat kehilangan Yussuf ayah beliau sampai
buta akibat terlalu banyak menangisi kepergian Nabi Yussuf. Jika Lia yang di posisi nabi Yussuf apa yang Lia rasakan?”
(bertanya eksplorasi
perasaan).
konseli
: “saya pasti merasa sedih dan kecewa
kepada saudara saya bu,masa hanya
karna saya mempunyai kemampuan lebih baik dari pada mereka, mereka iri kepada saya padahal saya kan
saudaranya bu.”
Konselor : “nah.. begitu pula dengan masalah yang di hadapi Lia,
saudaramu juga pasti
sedih bila kamu iri kepada dia. Bukankah jelas nak dalam (QS. An- Nisa: 32)
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita
(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
konseli : “iya bu .....tapi tetap saja bu perasaan saya tidak bisa
dibohongi terkadang
saya marah sama adik saya bila dia mendapatkan nilai yang lebih tinggi
dari saya. Saya takut teman-teman saya akan meledek saya bu”(tertunduk,
sambil menggenggam pulpen)
konselor:
“nak Allah sudah
menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangannya masing
masing,bukankah Nabi SAW bersabda
”unsur-unsur kekufuran itu ada empat:
takut,harap,benci, dan amarah
(Al-khafi 2:289) syukuri nak apa yang kamu miliki, dan jadikan kesuksesan adikmu sebagai
acuanmu untuk menjadi lebih
baik lagi, ibu yakin lia pasti bisa”(tersenyum, memberi semangat)
konseli: “iya sih bu, tapi sebaiknya indah pindah
sekolah saja bu yang jauh, biar saya bisa fokus belajar disini bu”
konselor:
“apakah dengan cara demikian Lia merasa bisa lebih baik dan masalah Lia
sudah bisa diatasi?” (bertanya tertutup, stressing, leading-memimpin)
konseli : “tidak juga, namun saya merasa itu cara terbaik buat saya agar
teman- tema saya tidak mengejek saya lagi sehingga saya bisa
fokus belajar”
konselor :
“ibu juga pernah merasa malubila malu
bila di ejek teman-teman , namun
bukan berarti Lia langsung memasukkan ke hati ejekkan mereka,sabar adalah kuncinya
nak, ketika kita dalam masalah bukankah Allah
menyuruh kita tuk bersabar seperti dalam QS: Al-Anfal:46 “Dan taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah- bantahan,
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”
ejekan teman-temanmu mungkin
saja salah satu cara Allah menguji kesabaranmu
nak”
konseli : (berdehem)“ ehmmm iya bu, saya akan bersabar, tapi misalnya
biar saya sabar nanti
mereka pasti mengejek dan membanding-bandingkan saya dengan adik
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari pra-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.”
(mengarahkan, memfokuskan)
konseli : “iya bu, saya mulai mengerti sekarang dan sekarang saya akan
berusaha untuk
tetap berfikir positif bu”( tersenyum)
konselor : “bagus..
indah sudah memiliki keyakinan diri yang kuat, yang penting indah juga
harus mengerti bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
dan bukan tidak mungkin Lia pun bisa berusaha tuk menjadi lebih baik
lagi”
konseli : “iya bu saya mengerti, saya merasa lega bu, setelah bercerita
kepada ibu, dan saya sudah
tahu apa yang harus saya lakukan. ”
konselor : “apa masih ada hal lain lagi yang ingin Lia ceritakan kepada ibu ?”
konseli : “saya rasa tidak ada bu.. terima kasih ya bu atas waktunya, maaf
bila saya
mengganggu waktu istirahat ibu..”
konselor : “iya, Lia tidak apa-apa, ibu senang bila Lia sudah merasa tidak ada
masalah
lagi....iya nak sama-sama nak”
konseli : “kalau begitu saya pamit pulang dulu ya bu.. assalamualaikum..”(berdiri,
sambil bersalaman kepada konselor)
konselor :“walaupun indah prestasinya
lebih baik dari lia, yakinlah bahwa
lia bisa melakukan yang terbaik seperti indah, karena lia memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh indah.walaikumsalam..”(tersenyum)
6.
Follow up
Rencana
tindak lanjut yang telah disepakati oleh konseli dan konselor adalah:
Lia akan berusaha untuk bersabar dan berfikir
positif dengan teman-temannya dan menyadari bahwa setiap orang mempunyai
kelebihan dan kekurangan sehingga dia tidak perlu iri lagi pada Indah. Lia
lebih memusatkan perhatian pada kelebihan yang di miliknya dan mengembangkan
bakat yang di milikinya di bidang modelling.
Mungkin selanjutnya konselor dan konseli dapat membahas
masalah ini lagi dilain kesempatan yang terlebih dahulu mereka akan membuat
perjanjian dimana konselor dan konseli saling mengetahui satu sama lainnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
konseling maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.
Sebelum
konseling, konseli masih memiliki rasa iri dan berfikir bahwa tidak adil bila
adiknya lebih berprestasi dari dia. Dan setelah proses konseling, konseli mampu
berpikir lebih baik dan dapat menyadari bahwa rasa iri itu merupakan hal yang tak
baik karena seperti dalam hadist al-Kafi
2: 289 Nabi SAW bersabda unsur-unsur kekufuran itu ada empat, yaitu,takut,
harap, benci, dan amarah.
2.
Pengentasan masalah
yang dihadapi Lia dengan pendekatan konseling islami yang diawali dengan
berbagai langkah mulai dari menganalisa sampai pada langkah follow up, sehingga
Lia dapat berfikir lebih baik positif lagi dalam menanggapi masalahnya dengan
berfikir bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan dan rasa iri itu
adalah sesuatu yang tidak baik.
B.
Saran
Melihat
dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa bukan tidak mungkin akan ada yang
mengalami masalah seperti Lia, maka dengan ini penulis menyarankan
beberapa hal antara lain sebagai berikut :
1. Kepada
konseli untuk dapat menanamkan kepercayaan diri bahwa dia memiliki kelebihan
serta selalu bersabar dan yakin bahwa Allah menciptakan manusia dengan
kekurangan dan kelebihan, dan semuapada akhirnya akan kembali pada-Nya .
2. Kepada wali
kelas, untuk membantu siswa yang mengalami masalah,
memperhatikan tingkah laku anak didiknya, dan selalu Memberikan pemahaman kepada siswanya.
memperhatikan tingkah laku anak didiknya, dan selalu Memberikan pemahaman kepada siswanya.
3. Kepada Guru
Bimbingan Konseling (BK), untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
siswa baik dalam menyelesaikan masalahnya maupun dalam kegiatan belajarnya yang
berlandaskan tentang ajaran dalam Al-Qur”an dan hadist.
4. Kepada orang
tua wali, Memberikan perhatian dan bimbingan khusus kepada anaknya di rumah,
agar antara kakak dan adik tidak saling iri dan membenci.
DAFTAR PUSTAKA
Fakih
Ainur Rahim. 2001. Bimingan dan konseling dalam Islam, Jogjakarta;UII Pres
Gunawan
Yusuf. 2001. pengantar bimbingan Konseling, Jakarta;Gramedi pustaka utama.
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. 2002. Konseling dan Psikotrapi Islam.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Latipun.
2006. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press
Surya Muhammad,2003. Psikologi Konseling, Bandung;Pustaka Bani Quraisy
Thohari Musnamar. 1992. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan &
Konseling Islam. Yogyakarta:UII Press.
Toto
Suharto. 2006. Filsafat Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Quito R.
Motinggo.2006. Anger Management.Depok:
Pustaka Iman